rumah gede Tanjung Pandan, Belitung

to

Jumat, Mei 01, 2009

Cabut Gigi Geraham


Pas hari ulang tahun, aku cabut gigi geraham atas kanan.
Ya..berarti operasi kecil gitu.. mmhh.
Maklum giginya masih kuat, tapi dengan terpaksa harus dicabut paksa.
Pas ulang tahunnya itu loh. Bukannya mau makan enak tapi,
harus prihatin nggak boleh makan sembarang, terutama panas dan pedes hik..hik..
Tumbuhnya gigi geraham terakhir yang tumbuhnya nggak karuan itu mengakibatkan aku suka pusing dan pegel bahuku.

Kata dokter giginya, karena gigi bawahnya nggak tumbuh, gigi atasnya nggak ada temen untuk beradu gigi. Makanya dia (si gigi atas) arah tumbuhnya itu nggak karuan alias clingak clinguk cari temen. mmhh... ada-ada aja.
Nggak orang nggak gigi rupanya perlu temen ngobrol/curhat atau apa..
Alhasil aku dijadwal cabut gigi hari Kamis yang kebetulan hari ultahku, karena dokternya bisanya hari itu untuk minggu ini. Ya sudahlah..daripada aku juga menderita terus, pusing dan pegel2.

Persiapan sebelum cabut gigi, aku harus minum obat antibiotik dan anti radang (lincocin dan fataflam) selama 3 hari. Setelah cabut baru obat2 itu diteruskan lagi, sampai habis.
Pas hari H nya jangan diminum dulu obat2 itu, sarapan dulu.

Pagi-pagi aku ke RS Pelni, siap untuk cabut gigi. Pada saat itu nggak ada pasien lain, kecuali aku.
Setelah omong2an dengan dokternya. Aku duduk di kursi panas..
Di suntik di sekitar gusinya bunyinya cetik..cetik.. di beberapa tempat, cepat hanya beberapa detik sudah terasa kebal di dalam mulutku. Lalu 'krek-krek-krek' ke cabut deh gigi itu.
Aku nggak rasa apa2 cuma denger bunyinya aja. Yang nggak enak mulutnya ditarik kesana kesini dan kayaknya benangnya agak tajam menggores sekitar bibir kanan.
Itu aja yang nggak enak. Dan tegang.

Aku merem aja nggak berani liat alat2 yang dipegang dokter takut akunya grogi.
Terus dijahit, kayaknya 3 jahitan.
Setelah cabut gigi aku buru2 minum obat ponstan untuk menghilangkan rasa sakit yang akan timbul setelah biusnya hilang berikut obat antibiotiknya dan anti radangnya.
Jadi reaksi obatnya sudah mulai bekerja sebelum sakitnya timbul.

Sebenarnya ini sih pengalaman ke 2, gigi geraham terakhir atas kiri yang punya masalah yang sama, sudah dicabut 2 bulan yang lalu.
Karena ini pengalaman ke 2 aku jadi udah tau kalau akan begini begitu, malah tegang.
Aku berusaha membaca dalam hati doa sakit, konsentrasi kesitu terus.. jadi nggak
mikir macem2. Ribet sih tapi itu caraku untuk nggak mikirin rasanya lagi cabut gigi.
Alhamdulillah sukses...

Dokter dan pasien sama2 tegang. Karena kata dokter cabut gigi geraham paling belakang
resikonya besar selain susa, letak gigi itu bersambung langsung dengan sinus. hanya dilapisi dengan selaput yang tipis.
Makanya setelah cabut gigi itu aku nggak boleh kumur2, takut airnya ke sinus.
Sereeeem..
Untung akar gigiku itu bulat dan lebih gede daripada giginya.
Darah gigi itu terus keluar, baru kering setelah hampir 2 jam.
Setelah 2 jam itupun aku baru boleh makan.

Minggu depan harus balik lagi untuk cabut benang. Insya Allah itu nggak masalah.
Pengalaman yang pertama bekas gigi yang dicabut itu seperti ada lubang yang dalam.
Sisa makanan suka nyangkut disitu. Membersihkannya hanya bisa dengan lidah karena gusinya masih empuk. Kalau gusinya sudah agak keras baru bisa dibersihkan pelan2 dengan sikat gigi.

Pengalaman hidup...
Hikmahnya, dibalik kesulitan ada kemudahan.
Ada sakit ada sehat. Ada susah ada senang.

Sekarang 2 gigi yang aku bawa pulang dan setelah puas memperhatikannya, akan aku tanam.
Mudah2an keadaanku sekarang akan lebih baik. Amiiin.
Alhamdulillah..Allah telah memberikan segalanya untuk ku.
Subhanallah...
next>>>
[Home]

1 komentar:

  1. Assalamualaikum.. cerita kamu sama seperti yang saya alami sekarang, bedanya hanya saya memiliki sakit sinusitis. jadi saya agak takut untuk melakukan pencabutan gigi geraham atas sebelah kiri. Mohon doanya Semoga Allah menjauhkan saya dari resiko2 yang menyeramkan buat saya. trims ya ceritanya...

    BalasHapus