(melengkapi tulisan lalu 'tips mendidik anak')
Belajar di waktu kecil, bagai mengukir di atas batu.
Belajar sesudah dewasa, bagai mengukir di atas air.
Sebagai mahluk Allah, manusia tidak langsung ada dan besar begitu saja.
Manusia diawali dengan kelahiran dan tumbuh dari bayi menjadi anak2, dewasa, tua kemudian meninggal.
Proses belajar yang dilakukan oleh manusia berlangsung terus menerus sejak lahir hingga meninggal dunia.
Seperti disabdakan Rasulullah SAW, "Mencari ilmu mulai dari ayunan ibu sampai ke liang kubur."
Dalam keluarga, anak ibarat sebuah buku yang masih bersih. Mau ditulis apa di dalam buku itu sangat bergantung pada kedua orangtuanya.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda, bahwa yang menentukan seorang anak menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi, adalah kedua orangtuanya.
Begitu pentingnya peranan orang tua dalam proses belajar anak, sehingga untuk mengarahkan anak menjadi manusia yang baik, semua proses belajar anak harus dipantau, diperhatikan dan diawasi, sehingga perkembangan tingkah laku anak dapat dikendalikan dan diarahkan sesuai dengan keinginan orang tuanya.
Dalam kehidupan se-hari2 kita tidak bisa melupakan istilah "contoh lebih baik daripada perintah"
Anak cendrung mencontoh perilaku orang lain. Anak lebih senang menirukan daripada disuruh, diperintah atau dilarang.
Sehingga memberikan contoh yang baik akan lebih efektif dalam mendidik anak menjadi manusia yang baik.
13 langkah salah yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak:
1. Memenuhi semua keinginan anak.
2. Mematahkan kemauan anak.
3. Membicarakan tingkah laku anak di depan orang lain.
4. Mengatakan anak nakal
5. Menghina anak.
6. Menakut-nakuti anak
7. Bertengkar dengan anak.
8. Memberi anak uang untuk foya-foya.
9. Terlalu banyak bicara.
10 Terlalu banyak mengajari.
11 Bersuara keras dan lantang.
12 Menghukum anak dengan mengharuskan bekerja, belajar dan
tidur
13 Tidak melatih anak bekerja.
(RJ Sarumpaet)
Dr. Zakiah Drajat dengan teorinya bahwa:
. Berdosa bila orang tua mengatakan kata-kata 'jangan' kepada anaknya.
. Kita menyuruh anak melakukan sesuatu, tetapi si anak tidak merasa kalau disuruh
. Kita melarang anak berbuat sesuatu, tetapi si anak tidak merasa kalau dilarang.
Contoh, seorang ayah sedang duduk di ruang tamu, HPnya ketinggalan di kamar tidur, ingin anaknya yang bernama Afin mengambilkannya. Dia berkata, "Dik Afin, bapak mau menelpon bude, tapi HPnya ketinggalan di kamar..." Si anak menawarkan diri mengambilkan atau tanpa basa-basi langsung masuk kamar, mengambil HP ayahnya.
Mudah-mudahan yang sederhana ini ada manfaatnya.
Selasa, Mei 12, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar