rumah gede Tanjung Pandan, Belitung

to

Selasa, Mei 12, 2009

RM. ROY SURYO, Bila Priyayi menjadi "Detektif"

Namanya akhir2 ini terus muncul di berbagai media, untuk mengklarifikasi berbagai masalah yang ada, yang banyak berkaitan dengan para pejabat, artis dan tokoh2 yang menjadi pembicaraan.
Melalui keahliannya dalam 'membaca' foto2 yang beredar di HP atau internet, nama Roy Suryo menjadi terkenal.
Lalu siapa sih beliau ini? kita simak yuk kisahnya di bawah ini...

Bernama lengkap Raden Mas Roy Suryo Udoro, sewaktu kecil pria ramah ini demen banget main layangan dan gundu/kelereng
Bukan sekedar bermain, ternyata dengan 'merakyat' itu kebiasaan ningrat Jawa yang tertutup memudar, menjadilah ia Roy Suryo seperti saat ini, humoris, blak2an, dan murah senyum, khas masyarakat Jogja kebanyakan.

Dia putra ketiga dari empat bersaudara pasangan Prof. Dr. dr KPH Soejono Prawirohadikusumo SPs. SP. Kd. dengan RAy. Soeratmijati Notonegoro, itu masih keturunan trah Pakualaman.
Lahir di Yogyakarta 18 Juli 1968.
Selesai sekolah menengah, ia memilih Fisipol jurusan ilmu komunikasi UGM.
Ditengah kesibukan kuliah ia memperdalam fotografi.
Setelah mendapat gelar S1, Roy melanjutkan pendidikan Pasca sarjana di almamaternya. Hingga meraih gelar Magister Perilaku & Promosi.
Ia wira-wiri Yogya - Jakarta 4x seminggu. Untuk mengahadiri pelbagai seminar, atau siaran rutin di salah satu TV swasta, setiap Sabtu pagi.

Bagaimana mulanya, kok Roy tertarik dengan multimedia dan teknologi informasi?
Awalnya hobi, dari SD hobinya merakit terutama listrik. Waktu SMP mengambil kurikuler elektronika. Waktu SMA hobi bertambah, mulai melirik Fisika. Tapi anehnya waktu mau masuk ke mahasiswa dia tidak mau masuk jurusan pasti. Dia ingin ilmu yang lain, maka dia memilih Sospol. Awalnya nilai2nya jelek2 tapi setelah masuk mata kuliah komunikasi bukan ilmu sosial2 lagi,..> kuliah jurnalistik elektronik, sinematografi, filmologi, nah ini baru cocok.
Hobi komputer berawal dari karena tragedi, kameranya dan peralatannya dicuri di kampus. Akhirnya di berobsesi belajar ilmu lain yang lebih mendalam yaitu komputer. Pokoknya harus mengerti dalamnya komputer seperti membuat virus. Dia pelajari sebab akibat, mengapa komputer bisa begitu. Belajar bahasa mesinnya, assemblenya dan program.
Ternyata 2 ilmu (foto dan komputer) menarik untuk digabungkan.

Pengalamannya, di tahun 2000 Roy Suryo yang sedang mengadakan perjalanan Surabaya - Denpasar dengan bus malam, dia kehilangan tasnya yang berisi HP, handy talkie, dan laptop yang ditaruh di kakinya, tiba2 berubah berisi dodol dan air mineral, nah loh!
Tapi, mungkin malingnya salah korban. Mencuri milik pakar teknologi pelacak data.
Lalu apa yang dilakukannya?
Bak detektif, Roy mulai mempraktekan ilmunya. Ia mempelajari call data record information (CDRI) dan logging monitoring, termasuk rekaman suara, sidik jari laten, dsbnya. Alhasil, ia berhasil menggambarkan pola jaringan pelaku dan menyimpulkan modusnya. "Semua komunikasi dengan menggunakan telepon, baik fixed maupun seluler tetap ada catatan koneksinya sehingga terlihat nomor tujuan pemanggil, apalagi si maling menggunakan internet laptop." Maka maling itu terjeratlah.

Lalu bagaimana tanggapan orang tua yang ningrat itu?
Awalnya, waktu Roy aktif di elektronika ibunya melarang. "Kamu jangan beraktivitas seperti itu, kodratnya tidak begitu". Tapi Roy bandel. Serumah tidak ada yang berani main ke kampung, dia berani. Anak2 sekampung dia kenal semua, main kelereng dan main layangan itu biasa.
Itu keasyikan tersendiri dan kebanggannya. Dan itu cocok kalau masuk dalam ilmu komunikasi.
Dia menjadi orang yang terbuka. Dan itu dia pakai untuk konsep pengembangan ilmu, ada orang yang pintar teknologi tapi tak dapat menjelaskan pada orang lain.
Sumber: Nuansa

0 komentar:

Posting Komentar